#FF RABU: ULAR NAGA PANJANGNYA BUKAN KEPALANG

5

Ular naga panjangnya bukan kepalang

Berjalan-jalan selalu riang kemari

Umpan yang lezat inilah yang dicari

Inilah dia yang terbelakang

Barisan manusia bergerak melingkar kian kemari, sampai akhirnya lagu berhenti. Hap! Rere tertangkap.

“Siapa namamu?”

“Rere.”

“Usia?”

“23 tahun.”

“Bisa ceritakan ciri-cirimu?”

***

…Inilah dia yang terbelakang

Barisan manusia kembali bergerak sampai akhirnya lagu berhenti. Hap! Diana tertangkap.

“Namamu?”

“Diana, 18 tahun.”

“Bisa ceritakan ciri-cirimu?”

***

…Inilah dia yang terbelakang

Barisan melanjutkan bergerak melingkar. Hap! Carra tertangkap.

“Carra, 36 tahun.”

Lelaki berjas putih itu berdiri menuju pintu, meninggalkan wanita di depannya yang berpandangan kosong.

“Pak, silakan masuk. Bu Carra sudah kembali ke kepalanya!”

~HI, 2 Sep 2015, Ahmad Yani, Jayapura~

CERITA EMPAT MATA

17

Prompt 69 - Indah Lestari

Matamu candu.
Sudah banyak yang selalu bilang begitu, tak mempan!
Aku serius.
Aku juga serius.
Matamu biru kelabu.
Matamu pun biru kelabu.
Bulu matamu lebih lentik.
Apa bedanya denganmu? Tak kau lihat lentik begitu?
Matamu sakti, bisa melihat hantu.
Apa istimewanya bisa melihat hantu?
Kau bisa melihatku.
Apa istimewanya aku bisa melihatmu?
Bisakah kau sedikit tertarik denganku?
Secara fisik, tampilanmu tidak menarik. Ini karena aku punya urusan saja denganmu.
Kau tega.
Hahaha, belum pernah kulihat setan merajuk.
Aku setan yang punya perasaan.
Berarti kau lebih mending dari manusia yang menjadi wakil rakyat di sana.
Jangan bahas politik dulu, aku masih mau mengagumi matamu.
Berhenti membahas mataku.
Kau mau bahas apa saja, asal jangan politik. Aku muak.
Aku pun.


Kau diam?
Aku harus bicara apa?
Ceritakan tentang matamu.
Cerita apa lagi? Kau sudah tahu semuanya kupikir.
Aku suka kau menceritakannya lagi.
Berhentilah memujiku seperti ini. Iya, aku tahu ini juga berkatmu.
Kumohon cerita lagi. Aku suka kebanggaan diri.
Berkat mata ini, aku berhasil menarik banyak mata lelaki.
Lalu, apa lagi?
Mereka memberiku apa yang kumau.
Terus, terus?
Begitu seterusnya, sampai mereka tak mampu memberiku sesuatu lagi. Aku mencari lelaki lain.
Kau nakal.
Kau yang membujukku.
Kau yang memintaku.
Sebenarnya itu usul temanku.
Aku senang bekerja sama denganmu.
Aku biasa saja. Hmm, jangan terlalu berharap aku jatuh cinta padamu.
Aku tidak berharap. Aku setan yang profesional.
Bagus kalau begitu. Oh iya, besok, ada temanku yang juga mau memasang susuk di matanya. Kau siap-siap, ya?
Siap, Nyonya.

~HI, Jayapura 3 Nov 14~